“Reinterpretasi Cerita Klasik dalam The Little Mermaid: Kajian Intertekstual atas Versi 1989 dan 2023
Kata Kunci:
intertekstualitas, adaptasi film, representasi perempuan, nilai budaya, The Little MermaidAbstrak
Artikel ini menganalisis reinterpretasi cerita klasik The Little Mermaid melalui pendekatan intertekstual terhadap dua versi film Disney, yakni animasi tahun 1989 dan live-action tahun 2023. Penelitian bertujuan mengkaji pergeseran naratif, karakterisasi tokoh, nilai moral, dan representasi visual dalam konteks perubahan sosial dan budaya. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui observasi terhadap kedua film dan pembacaan teks asli karya Hans Christian Andersen, didukung studi pustaka dari teori intertekstualitas, feminisme, dan kajian budaya. Hasil menunjukkan bahwa versi 1989 merepresentasikan perempuan pasif dalam narasi cinta tradisional, sementara versi 2023 menampilkan perempuan mandiri dengan latar yang lebih inklusif. Ariel versi terbaru tidak hanya termotivasi oleh cinta, melainkan oleh pencarian jati diri dan kebebasan suara. Representasi visual juga mengalami transformasi signifikan melalui pemilihan tokoh utama berkulit hitam dan estetika multikultural. Perubahan ini merefleksikan nilai-nilai baru seperti keberagaman, konsen, dan agensi perempuan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa adaptasi The Little Mermaid bukan sekadar transformasi estetis, tetapi merupakan cerminan ideologi budaya kontemporer yang menggeser narasi klasik sesuai dengan semangat zaman.